
Tuhan menuntun ku membuat lompatan luar biasa di 2010. Penuh dengan kejutan-kejutan yang membuat ku percaya bahwa law of attraction berfungsi. Persaingan, hambatan dan tantangan hidup adalah pil vitamin pembelajaran yang terus menyuburkanku. Tikungan-tikungan hidup yang tajam dan terjal kuanggap kesempatan untuk mengisi KERS (Kinetic Energy Recovery Systems) ku agar aku kembali dapat meluncur dengan super cepat laksana "silver arrows" ketika tempat lurus ku jejakkan. Penyakit yang mencoba mnggerogoti ku? ku injak batang lehernya, dengan senyuman kecut tersungging, ku katakan "Is that all you got?". 2011, Tuhan memenuhi isi dompetku dengan segudang kebijakan, kebajikan, kebugaran dan kreativitas untuk ku belanjakan. Hmmm can't wait for it. It's gonna be fun :). Skarang? saatnya kukenakan kolor merah, tameng S di dada serta layar merah di punggung... tiduran santai diatas angkasa, memandang dunia sambil berucap "oohh malangnya kryptonite-kryptoite kecil itu, mereka tak akan ampuh di jiwa dan ragaku lagi." :) Happy New Year all
Friday, December 31, 2010
IRL: Happy New Year
Posted by Irwan Reynaldo Louis at 10:17 PM 0 comments
Labels: What's Spilled Of My Brain
Saturday, March 27, 2010
Oetune 27122009. Is This Paradise For Real?



Dulu, jauh-jauh saya pergi ke Bali karena orang bilang disana pantainya merupakan salah satu yang paling indah di dunia. Setelah tiba di sana saya setuju. Bagus sih. Tapi, seperti gula yang manis, selalu dikerubuti semut, begitu juga pantai-pantai yang ada di bali. Punuh dengan kerumunan orang. Akhirya bukan hamparan pasir putih yang kita nikmati tapi hamparan manusia. Asyik memang, buat orang yang ingin cuci mata dan mencari kenalan baru. Lalu bagai mana dengan kita-kita yang ingin benar benar menikmati pemandangan pantai? hmmm jangan kuatir dunia masih terlalu besar untuk kita nikmati.
Pagi itu 27/12/09, bertepatan dengan my brother's birthday, kami sekeluarga berserta beberapa orang teman bertolak ke pantai yang berjarak sekitar 3 jam berkendara dari Ibu kota NTT, Kupang. Kalau dari Takari sih cuman 1,2 jam. Seluruh kebutuhan standard berpiknik dipantai seperti makanan enak, kudapan pengganjal praktis, minuman seger hingga yang sedikit beralkohol sudah bercokol di bagasi mobil. dengan beriringan 3 mobil kami berangkat. "Pak sopir..jangan lupa setelah jembatan Noelmina, pertigaan, belok kanan". Yuuuk.....:)
Olala, sebelum tiba di pantai Oetune ini saya sudah dihiburi dengan hamparan lapangan hijau luas yang suejuk di mato. Itu belum seberapa, ternyata pantainya lebih "sadis" lagi. Bathin saya sempat diserempet pertanyaan "Is This Paradise For Real?". Pantai selatan Indonesia dengan hamparan pasir putih yang seolah tak berujung meladeni pandangan mata saya dengan cantiknya. Tidak hanya sampai di situ, jejeran Lopo (bangunan bunder beratap jerami) siap sedia menaungi dari terik dan hujan. Mau menyantap makanan yang di bakar? jangan kuatir tempat untuk bebakaran sudah parkir menunggu anda. Lalu apa yang kurang? karena masuknya masih gratis maka tidak ada penjaganya. Sehingga Fasilitas Sumur pompa manual yang tersedia untuk berbilas setelah berbasah-basahan air laut, kini tidak dapat berfungsi dengan baik karena gagang pemompanya telah hilang digondol maling. Kebelet ingin buang hajat? wah ini bakalan menjadi persoalan pelik bagi anda karena WC umum yang disediakan telah lama tak terurus. Solusinya? jika anda cukup berani, laut yang luas bisa menjadi solusi hahaha asal tidak dipatuk ikan nakal saja. Kurang berani atau takut dipatuk ikan nakal? maka rumah warga sekitar yang berjarak sekitar 500m yang dapat menolong rasa emergensi anda hehehe. Oya satu lagi, dengan tidak tersediannya tempat sampah maka sisa-sisa kemasan minuman serta plastik semakin menumpuk karena keserampangan para pengunjung.
Apa mau dikata, Cuaca sempurna siang itu mengundang saya untuk cepat-cepat mengabadikannya ke dalam kamera saya. Tanpa mempedulikan panasnya pasir yang ada di kaki saya. Kamera handphone saya tak henti-hentinya saya bidik. Semua angle terasa tak bercacat. Mamang pantai yang tidak secrowded pantai-pantai di Bali ini sedikit keruh siang itu. Karena hujan baru saja mengguyuri daerah yang berdekatan dengan beberapa muara itu sehari sebelumnya.
Alamak, kesempurnaan piknik ini akan lebih berasa dikala hidangan dinikmati beramai ramai. Tuntunya setelah diiringi do'a penuh ucapan syukur.
Matahari mulai condong ke barat. Laut berangsur surut. Namun tidak semangat saya untuk melakukan ritual saya. Nyemplung ke laut. I don't care about the sun burnt. Just get into the water and go wild :). Splash byurrrr....saya sudah berlari menjemput ombak layaknya dua kekasih bertemu di airport setelah lama berpisah. Lupakan tentang asinnya air laut. Yang ada hanya asyiknya berendam. O o memori di otak saya beru saja mengkonfirmasi bahwa saya ternyata lupa membawa pakain ganti. Beew who cares. Skali nyemplung, basah serta kepuasan sudah jadi harga mati. Terus berguling di hamparan pasirnya sampai sore menjelang serta jemari tangan berkeriput, Saya akhirnya beranjak dari air dengan mendapati keempat kantong celana saya penuh dengan pasir. hehehe kalo dipikir-pikir, kalau sering mendapati kantong yang penuh pasir karena sering berendam di pantai , lama-kelamaan bisa bangun satu bangunan dengan Pasir di kantong-kantong saya hehehe.
That's it? fun-nya berakhir? ho ho nanti dulu. Dengan surutnya pantai ini maka semakin luaslah hamparan pasirnya. Keadaan ini dimanfaatkan oleh beberapa remaja lokal untuk unjuk kebolehan balapnya. brum brum, dengan hanya berbekal motor ojek standard, mereka saling berpacu dengan kecepatan diatas penuh. Ini tindakan dare devil karena kata seorang penduduk disekitar lokasi wisata itu, trek-trekan liar di pasir ini bukan hanya merusak sepeda motor tapi kerap memakan korban jiwa. Tak jarang mereka melintas diatas pasir yang tidak padat, terjatuh, dan patah tulang leher. Namun, itu bukan ancaman, riuh sorak para penonton tetap memberikan semangat buat mereka. Tanpa peduli berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan besoknya untuk biaya servis motor mereka.
Hari sudah beranjak gelap. gerimis mulai mengundang. Saatnya pulang. Dengan menumpang mobil pick up karena keadaan pakaian basah yang tak kunjung kering. Goodbye Oetune my paradise. I'll see you soon.
SSStttt... tanggal 5 Maret 2010 barusan saya kembali mengunjungi Oetune lagi...pengen tau seperti apa ceritanya? nantikan saja ceritanya di Blog s9on.blogspot.com atau di www.facebook/irwan.r.louis
Teruslah lestarikan diri dan lingkungan anda !
Ciao
Heal the world :)
IRL

Posted by Irwan Reynaldo Louis at 5:11 PM 0 comments
Labels: My Adventure
Sunday, February 21, 2010
Oehala On A Bright Sunday Mornin'

ooooaaaahhhhmmmmm... Terjaga di pagi hari karena mendengar percakapan kedua orang tua....mencoba untuk strecthing sambil berpikir....oalah ternyata ini hari Minggu. Wait,wait..kayaknya Aku ada janjian nih.
ssiiiuuuuttt...langsung melompat dari atas ranjang menuju kamar mandi sambil menabrak pintu kamar mandi dan cetet pintu ku kunci. byur byur Jurus kun-tao dalam membersihkan diri ku keluarkan. Dan selesai sudah mandi pagi itu...hehe ternyata saya sudah janji untuk ikut bertamasya bersama keluarga salah seorang tetangga sekaligus teman baik saya. Hari ini kami akan pergi ke Oehala.
Merasa bersalah karena menjadi orang yang paling terakhir naik ke atas bis...saya lasung duduk disembarang tempat. viuhh untung masih ada tempat kosong.
Bis pun langsung tancap gas. Kebetulan sekali ini adalah bis keluarga dan yang menyetir bis ini adalah orang yang berulang tahun hehehe.
Degan dentuman musik indonesia, hip-hop barat, Country, hingga India perjalanan terasa sangat nikmat hari itu. apalagi jika di tambah senda gurau. Seisi bis ini terasa lebih mengglegar.
Sekitar 30 menitan. kami telah tiba di kota So'e. Kota yang terkenal dingin di bulan Juni-Agustus. Berbelok kearah menuju kota Kapan, 20 menit kamudian kami tiba di Obyek Wisata Oehala,Sebuah desa kecil di kabupaten Timur Tengah Selatan. Nampak pepohonan rindang tumbuh rimbun dengan lengkap dengan rasa teduhnya. Hmmmm I wonder what it looks like. Dengan membayar 3000 perak/ orang dewasa atau Rp.1000/anak, Bis pun kami parkir. Jangan kuatir parkir disini masih gratis. Disekitar tempat parkir nampak banyak orang menjajakan berbagai jenis buah-buahan. Dari kacang, Srikaya, Pepaya, Jambu biji hingga Rebung ada disitu. Nampak pula barisan sepeda motor memenuhi parkirannya.
Sesaat kemudian mata saya langsung tertuju pada jalan kecil menuju lembah. Aahhh batin ku berkata "pasti jalan ini sama seperti yang ada di Kali Kuning-Jogja atau di Gunung Baung-Purwodadi. Dan ternyata, prakiraanku benar adanya. Menuruninya bukanlah masalah, tapi menaikinya ketika pulang adalah masalah serius bagi orang yang tidak pernah olah tubuh. Untungya ini tidak securam di kedua tempat yang saya sebutkan tadi. Sayup-sayup suara suara air yang pasrah terhadap gravitasi bumi terdengar.
Wow! ternyata air terjunnya unik. Memang bukan air terjun yang tinggi-tinggi tapi air terjun ini bertingkat-tingkat. Seperti biasa, tradisi membasuh wajah saya di tempat yang baru saya kunjungilangsung saya tunaikan.
Clik clik....kamera handphone saya mulai saya paksa untuk bekerja. Hati kecil saya berbisik "bagus juga tampatnya. pantesan ramai sekali tempat ini di kunjungi para muda mudi. Ada juga rombongan keluarga yang datang menghabiskan hari terik mereka di tempat yang teduh seperti Oehala ini.

Ingin rasanya saya langsung Nyemplung ke dalam airnya yang dingin tapi sadar bahwa saya tidak membawa pakiain ganti, saya pun mengurungkan niat.
Tidak cukup disitu, Jiwa Dora the Explorer saya mulai bekerja. saya langsung turun ke dasar lembahnya. Di situ saya menemukan sebuah bangunan yang di depannya terdapat Papan bertuliskan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro). Hmmm mungkin ada diantara pembaca yang bertanya, pembangkit apalagi tuh? yang jelas bukan pembangkit orang mati hehehehe...PLTH adalah pembangkit listrik skala kecil yang mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya listrik skala kecil, yaitu sekitar 0-100 kW. hmmm sayang nya fasilitas ini tidak dikelola secara serius sehingga nampak terbengkalai. Padahal kan lumayan bisa menopang listrik berapa rumah warga tuh.

Nampak anak-anak kegirangan bermain air. Para Remaja Kenarzisan berfoto ria. Dengan memanfaatkan moment, para sejoli pun sibuk memadu kasih. Tempat yang benar benar tepat untuk relaksasi.
Sesi pemotretan selesai. Kini saatnya mengisi perut. Setelah selasai menikmati makan siang. Sore itu, Saya jadi tersadar. o o ternyata tempat ini butuh tempat sampah dengan segera. saya menyaksikan berbagai kemasan minuman pastik dan kaleng berserakan karena di buang begitu saja sangat mengganggu mata dan lingkungan. Saya juga melihat beberapa orang pemuda nongkrong sambil menuangkan minuman keras. Masukan saya, Sudah sepatutnya tempat wisata ini menyediakan petugas keamanan agar pengunjung yang lain merasa terjamin keamanan dan kenyamannanya menikmati panorama Oehala.
Akhrinya, saatnya Pulang. Agak kecewa karena tidak bisa ikut nyemplung kedalam airnya. Tapi senang karena bisa melihat tempat yang masih lestari. Dan ssst, ini kabar gembiranya: saya akan kembali kesana. Karena menurut informasi, ternyata kakak saya sudah menemukan chanel untuk melihat air terjun yang lebih tinggi lengkap dengan fasilitas Villa Serta kolam Pemancingannya. uhh..! can't wait for that day to come.
Pesan terkhir saya mungkin kedengarannya sepele karena lebih sering di berikan kepada anak-anak usia sekolah dasar. Tapi saya merasa perlu mengumumkan lagi. CINTAI, JAGA, LESTARIKAN LINGKUNGAN ANDA agar kisah yang saya tulis ini, tidak hanya dinikmati generasi kita saja, tetapi masih bisa pula dinikmati anak-cucu kita semua.
Ciao....
Heal The World :-)
Posted by Irwan Reynaldo Louis at 10:30 PM 0 comments
Labels: My Adventure
Tuesday, February 2, 2010
KUSAMBI - Si Buah Yang Bikin Ngiler

Bagi anda yang berasal dari kota Kupang dan sekitarnya, apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar kata "Kusambi"?. Mmmm jawabannya mungkin bisa berbeda. Ada yang bilang "itu adalah kayu bakar yang bagus", bagi sebagian orang mungkin akan berkata "bijinya merupakan alternatif biofuel yang menjanjikan". Namun satu yang pasti, sebagian besar akan mengangguk setuju jika buah tanaman yang beralias Schleichera Oleosa ini adalah manisan yang yang akan membuat air luar keliur eh maksudnya air liur keluar aka. NGILER. Psssssst, apa lagi jika di pancing dengaan gambar seronok manisannya seperti yang ada di atas ;).
Di awal bulan romantis yang seharusnya penuh dengan manisnya cinta ini, saya malah memenuhi perut saya dengan buah kecut ini. Rasanya yang asam sedikit manis serta dagingnya yang kenyal seperti buah lengkeng memang paling asyik dibuat manisan. Tinggal dikeluarkan dari kulitnya, ditambahi gula, garam, ulekan cabe secukupnya lalu didiamkan sebentar, maka rasa yang diberikannya akan sanggup merenggut atensi kita.
Mungkin ada benarnya juga ketika saya mendengar slogan yang berbunyi "karena rasa nggak pernah bohong". Begitu daging lembutya yang segar meyentuh permukaan lidah saya, sontak naluri saya berkata hhhmmm ini seperti reuni dua orang sobat lama. Tanpa tedeng aling-aling buah-buah kecil dari tanaman yang hanya berbuah setahun sekali ini sudah saya "sikat" hampir semangkuk. Sakit perut mengancam, luka di langit-langit karena gesekan biji dari buah ini ketika disedot lidah mendera. Namun semua terbayar lunas dengan reuni asyik saya dengaan buah kusambi.
Temuan:
- Kalau kota Wonosobo terkenal dengan buah karika-nya, Malang dengan Apel-nya, Jogja degan salak-pondohnya, maka sudah sepatutnya Kupang juga harus punya buah khas. pilih mana? Kusambi, Lemun Cina, Atau Kom ;-) ?
- Ternyata pohon kusambi banyak tumbuh subur di daerah kawasan hijau sekitar pelabuhan tenau kupang. Apakah buah ini juga merupakan menu kesukaan para monyet di lokasi wisata monyet Tenau?
-Tanaman ini juga banyak ditemui di hutan-hutan seluruh daratan Timor.
- Ternyata selain babi, Pohon kusambi juga merupakan musuh bebuyutan pengusaha daging babi asap (Se'i babi) asal Baun-Kupang, Om Ba'i. Karena konon, Kayu kusambi serta daunnya sangat klop dalam proses pengasapan Se'i.
- Sewaktu masih kecil, saya pernah dijewer ayah saya karena ikut-ikutan memanjat pohon kusambi di belakang rumah bersama kakak-kakak saya :).


Ciao,
Heal The World
Posted by Irwan Reynaldo Louis at 8:02 AM 0 comments
Labels: Culinary




